Kamis, 15 September 2011

Membangun Usaha (Bagian 5)

Dibawah ini akan dibahas beberapa usaha pertanian dan perkebunan yang menurut proyeksi saya, dalam beberapa tahun kedepan masih memberikan keuntungan yang cukup besar.

Berkebun Jambu Biji

Sekitar tahun 80-an, hampir setiap halaman rumah terdapat pohon jambu biji, sehingga orang tidak perlu untuk membelinya. Akan tetapi sekarang orang jarang menanam pohon jambu biji, padahal jambu biji memiliki manfaat yang cukup besar, disamping memiliki kadar vitamin C yang tinggi, juga diyakini memiliki khasiat untuk membantu penyembuhan penderita penyakit demam berdarah. Oleh karenanya pada saat terjadi wabah demam berdarah jambu biji, terutama bijinya yang berwarna merah banyak dicari orang, dan harganyapun cukup tinggi.

Pada tahun 2000-an harga jual jambu biji di tingkat konsumen Rp. 1.000 sampai dengan Rp. 2.000 per kg. tetapi sekarang harga jambu biji yang dijajakan di pinggir jalan Rp. 8.000 sampai Rp. 10.000 per kg bahkan di supermarket mencapai Rp. 13.000 per kg.

Dari segi budi daya jambu biji sangat mudah untuk ditanam, dan dapat tumbuh dimanapun , baik didataran rendah maupun di dataran tinggi yaitu tumbuh pada ketinggian 2 – 1.200 dpl (diatas permukaan laut). Pohon jambu biji cepat berbuah, apalagi kalau ditanam dengan cara dicangkok, umur 6 bulan sudah berbuah. Sedangkan yang ditanam dari biji umur 2 tahun sudah berbuah. Disamping itu pohon jambu biji berbuah hampir sepanjang musim. Cara perawatannyapun sangat mudah, bahkan jambu biji yang tumbuh dihalaman rumah, jarang dilakukan perawatan, tetap saja berbuah dengan lebat.

Saya tidak akan membahas tentang teknis budidaya, untuk itu anda bisa mempelajarinya dari buku teknis pembudidayaan jambu biji yang banyak dijual di toko buku, atau bisa juga mencari artikel di internet. Saya hanya menekankan dari segi prospek dan analisa manajemen. Yang harus diperhatikan adalah dari mulai pemilihan bibit unggul yang dapat menghasilkan jumlah buah yang banyak dan diminati konsumen serta harga jualnya tinggi.

Kendala utama berkebun jambu biji adalah serangan hama yang bisa mengakibatkan gagal panen. Hama yang sering menyerang jambu biji adalah lalat yang menyimpan telor dalam buah jambu biji, sehingga pada saat panen jambu membusuk dan kalau dibuka terdapat belatung. Hal ini bisa diatasi baik dengan Penyemprotan cairan pestisida maupun dengan cara pencegahan dengan membungkus buah yang belum matang dengan plastik, sehingga lalat tidak bisa masuk.

Cara pemasaran akan lebih optimal jika dijual langsung kepada konsumen akhir dengan cara berkeliling mengunakan kendaraan pick up. Jika dijual kepada pengepul harganya jauh lebih rendah, apabila harga konsumen akhir Rp. 7.000 per kg, maka jika dijual ke pengepul paling hanya Rp. 4.000 per kg, atau terdapat selisih Rp. 3.000 per kg. Jika dalam satu kali panen sebanyak 500 kg, maka selisihnya adalah Rp. 1.500.000.. Apabila sewa kendaraan Rp. 300.000 per hari dan biaya BBM Rp. 100.000, maka masih terdapat selisih sebesar Rp. 1.100.000. cara lain adalah menjual jambu biji dengan membuka kios pada lokasi tempat wisata yang banyak dikunjungi orang.

Untuk mengoptimalkan harga, sebaiknya buah jambu biji dilakukan klasifikasi sesuai dengan kualitas barang berdasarkan ukuran. Untuk kualitas terbaik bisa dijual dengan harga Rp. 10.000, kelas II harga Rp. 8.000 dan kelas III dijual dengan harga Rp. 6.000. Harga diatas bukan patokan, karena bisa disesuaikan dengan kondisi dimasing-masing tempat serta target pasar yang berbeda. Misalnya pembeli kalangan menengah atas jambu biji bisa dijual dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan ke kalangan menengah bawah.

Berkebun Rambutan Binjai

Pemasaran buah-buahan dalam jangka menengah sampai dengan jangka panjang masih memiliki prospek yang baik. Terbukti bahwa sampai saat ini pemenuhan kebutuahn buah-buahan dalam negeri sebagian dipasok dari luar negeri (impor). Bagi penduduk Indonesia, rambutan merupakan buah yang sudah tidak asing lagi. Ada beberapa jenis rambutan yang banyak ditanam di Indonesia, diantarrnya yang paling banyak adalah rambutan aceh, rambutan rapia dan rambutan binjai.

Yang menarik adalah bahwa rambutan binjai memiliki rasa yang jauh lebih manis dari pada rambutan aceh, akan tetapi sampai saat ini masih banyak orang menanam rambutan aceh dari pada rambutan binjai. Padahal kalau dilihat dari keuntungan rambutan binjai jauh lebih menguntungkan karena harga jualnya rata-rata dua kali lipat dari rambutan aceh. Apabila rambutan aceh dijual dengan harga Rp. 2.500, maka rambutan binjai dijual dengan harga Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 6.000 per kg.

Rambutan binjai hanya dapat ditemui di beberapa kota di Jawa Timur dan di beberapa supermarket di kota besar lainnya, seperti Jakarta dan Bandung. Karena pohon rambutan binjai banyak ditanam di daerah Blitar dan sekitarnya. Mungkin orang menganggap bahwa pohon rambutan binjai hanya dapat tumbuh dan berkembang hanya di daerah Blitar dan sekitarnya. Akan tetapi saya telah mencoba menanam pohon ini di Purwakarta, Jawa Barat, yang bibitnya mengambil dari Kota Kediri Jawa Timur. (Baca Selanjutnya ……)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan anda memberikan komentar atas artike yang telah anda baca. Terutama saran untuk perbaikan. Terima Kasih