Bagi usahawan sejati, tidak perlu memaksakan untuk menanam dua kali dalam satu musim, cukup satu kali saja, tetapi memberikan keuntungan yang melimpah dari hasil pertaniannya. Harga jagung manis pada saat produksi kurang bisa mencapai Rp. 2.000 per kg ditingkat petani. Dengan harga pokok sebesar Rp. 500 per kg, maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 1.500 per kg.
Apabila dilakukan perbandingan keuntungan yang diperoleh petani tradisional dengan usahawan sejati. Asumsi yang digunakan adalah modal kerja Rp. 10.000.000, harga pokok Rp. 500 per kg, harga jual petani tradisional rata-rata Rp. 700 dan usahawan sejati Rp. 1.800 per kg, maka hasilnya dapat dilihat seperti tabel berikut.
Petani tradisional hanya mendapatkan laba sebesar Rp.4 juta atau 40 persen dari modal kerja. sedangkan Usahawan Sejati, memperoleh keuntungan sebesar Rp 26 juta atau 26 persen. Terdapat perbedaan sebesar 6,5 kali atau sebesar 650 persen.
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa, walaupun penanaman hanya dilakukan satu kali dalam satu musim, tetapi bisa menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada menanam dua kali.
Yang dilakukan oleh usahawan sejati adalah membuat prediksi waktu saat produksi kosong, atau dengan kata lain petani lain tidak melakukan panen. Hal ini bisa dilakukan setelah melihat hampir semua petani melakukan penanaman, dan usahawan sejati baru melakukan persiapan penanaman. Keuntungan lainnya adalah tenaga kerja yang diperlukan bisa mudah didapat, karena petani lain tidak lagi mempekerjakan buruh tani.
Kita juga bisa memprediksi suatu usaha dengan memperhitungkan kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Sebagai contoh adalah usaha peternakan sapi perah dan sapi potong sampai dengan 10 tahun kedepan memiliki prospek yang baik. Pada saat ini kebutuhan pabrik susu baru terpenuhi hanya 20 persen dari produk dalam negeri, sehingga berapapun susu yang diproduksi akan terserap pasar. sehingga peternak hanya berkonsentrasi pada kualitas dan produktivitas usahanya.
Begitupun dengan peternakan sapi potong, kebutuhan konsumsi daging sapi terus meningkat sedangkan kemampuan produksi dalam negeri tidak meningkat, malahan ada kecenderungan terjadi penurunan. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, banyak pengusaha peternakan sapi (Feedloter) melakukan impor dari Australia. Oleh karenanya usaha peternakan sapi potong dalam beberapa tahun kedepan sangat prospektif. Akan tetapi dalam tata laksana pemeliharaan tetap harus memakai prinsif efisiensi dan optimalisasi.
Usaha lainnya yang memiliki prospek baik yang bergerak dalam bidang penunjang peterakan, yaitu pakan ternak konsentrat dan usaha bahan baku pakan ternak konsentrat. Dengan keterbatasan sumber bahan baku konsentrat, maka harga bahan baku konsentrat juga akan terus meningkat. Yang perlu diperhatikan dalam usaha ini adalah efisiensi biaya angkut , karena biaya angkut merupakan komponen terbesar setelah biaya pembelian bahan baku.
Keberhasilan usaha pabrik pakan ternak konsentrat, sangat tergantung pada kemampuan pengelola usaha dalam manajemen persediaan bahan baku. Perlu diketahui bahwa harga bahan baku sangat berpluktuasi, disebabkan oleh persediaan bahan baku yang tidak tersedia sepanjang tahun. Contohnya adalah katul (dedak) pada saat panen padi, harga katul rendah sedangkan pada saat musim tanam katul langka dan harganya bisa naik dua kali lipat.
Strategi yang harus dilakukan adalah melakukan pengadaan barang pada saat harga murah dalam jumlah banyak yang sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pada saat harga mahal. Hal ini harus dihitung secara cermat, karena terdapat konsekwensi negative, yaitu memerlukan modal yang tidak berputar cukup besar, terjadi kerusakan barang dan terjadi barang susut serta untuk membayar bunga pinjaman, walaupun dana yang dipergunakan modal sendiri. Keuntungan pembelian dengan harga murah, harus bisa menutupi biaya tersebut
Usaha Yang Masih Memiliki Prospek Kedepan.
Banyak usaha yang masih memiliki prospek kedepan, akan tetapi dalam pembahasan ini saya hanya menyampaikan beberapa saja yang menurut saya memiliki prospek. Mungkin pembaca memiliki pandangan berbeda dengan saya, tetapi yang paling penting pembaca harus bisa menggali dan meyakini potensi yang ada. Dalam jangka menengah maupun jangka panjang, mungkin saja apa yang saya sampaikan sudah tidak menguntungkan lagi dan mungkin tergeser oleh bidang lain yang lebih menguntungkan. Akan tetapi saya yakin bahwa setiap kurun waktu seiring dengan suatu usaha sudah tidak prospektif, akan bermunculan usaha-usaha baru yang memiliki prospek dimasa yang akan datang.
Di bawah ini akan saya kemukakan beberapa usaha berdasarkan golongan, yaitu golongan Peternakan dan Perikanan, Golongan Pertanian dan Perkebunan, Golongan Usaha Rumah Makan, usaha Produksi atau Industri, Usaha Jasa dan Usaha Perdagangan. (Baca Selanjutnya ……)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan anda memberikan komentar atas artike yang telah anda baca. Terutama saran untuk perbaikan. Terima Kasih