Usaha Peternakan
Peternakan rakyat sudah umum dilakukan oleh usahawan baik dalam sekala kecil, menengah maupun besar. Pada umumnya usahawan telah menguasai teknis peternakan, kalaupun belum, banyak buku yang memberikan gambaran yang lengkap. Untuk itu saya tidak akan membahas lebih dalam tenang tatalaksananya, tapi akan membahas dari segi manajemen saja.
Peternakan Lele Lokal
Lele lokal sekarang sudah jarang dan sangat sulit di cari. Padahal dari segi rasa jauh lebih lezat dari pada lele dumbo. Saya pernah mendapatkan lele lokal di sebuah pasar ikan di daerah Jawa Barat, ternyata harga lele lokal sangat mahal dan dijual per ekor bukan per kg. Satu ekor lele lokal ukuran kecil dijual dengan harga Rp. 5.000 sedangkan yang ukuranya lebih besar (sekitar 4-5 ekor per kg) dihargai Rp. 10.000 per ekor. Artinya bahwa harga per kilinya adalah Rp. 40.000 sampai dengan Rp. 50.000.
Sebetulnya lele lokal banyak dicari orang, karena rasa dagingnya yang sangat lezat tidak bisa dibandingkan dengan lele dumbo. Apalagi jika dipepes. Disamping itu orang banyak mencarinya untuk dijadikan ikan hias yang dipelihara dalam akuarium atau kolam depan rumah.
Pemeliharaan lele lokal saya kira tidak jauh berbeda dengan lele dumbo, tapi yang sulit adalah mencari bibitnya. Tapi di beberapa tempat masih bisa ditemukan, biasanya didaerah pegunungan, dimana lele lokal masih murni, belum terjadi penyilangan dengan lele dumbo. Apabila peternak memlliki beberapa pasang saja induk lele lokal, ini merupakan asset yang berharga karena apabila dari beberapa ekor lele tersebut biasa di kembang biakan, maka turunan kedua tersebut dipelihara sampai menjadi induk dan begitu seterusnya. Setelah persediaan induk sudah cukup, baru keturunan selanjutnya bisa dijual.
Sasaran pasar yang dituju sebaiknya adalah pasar khusus, bagi orang yang fanatik dan merindukkan untuk makan lele lokal, tentunya juga orang yang mampu membelinya. Oleh karenanya akan lebih baik dipasarkan pada daerah wisata atau pada rumah makan yang menjual masakan eksotik, dengan menyajikan masakan yang lezat. Segmen konsumen adalah penikmat makanan dari kelas menengah keatas, sehingga harga bukanlah pertimbangan utama dalam menikmati makanan.
Kelas seperti ini banyak dijumpai diperkotaan atau bisa juga di tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan dari perkotaan. Menurut perkiraan saya, apabila membuka rumah makan dengan menu utama lele lokal dibuka disekitar puncak memiliki prospek yang baik, karena setiap hari libur selalu dipadati oleh wisatawan asal Jakarta.
Cara pemasaran lainnya adalah dijual sebagai ikan hias, penjualan bisa dikemas dalam kantong plastik diberi oksigen dan biasanya digantung dengan ikan hias lain. Harga jual ditentukan per ekor, lele lokal dengan ukuran kecil (sekitar 40 ekor per kg) bisa dijual dengan harga Rp. 3.000, atau sama dengan Rp. 120.000 per kg. Pendapatan bersih setelah dikurangi dengan kemasan bisa mencapai Rp. 80.000 per kg.
Yang perlu diperhaitkan dalam pengembangbiakan lele lokal, dari segi pakan dan perlakuan yang berbeda dengan lele dumbo. Lele lokal memerlukan tembat bersembunyi (rumpon) yang bisa dibuat dari batu atau dari akar bambu. Biasanya lele lokal senang berteduh dan bersembunyi dibebatuan. Adakalanya lele lokal bersembunyi diakar pohon dalam lubang yang sempit.
Beternak Ikan Hias
Beternak ikan hias, menurut pengamatan saya masih memiliki prospek yang baik sampai dengan beberapa tahun kedepan. Bahkan kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan minat konsumen yang terus bertamabah. Usaha beternak ikan hias , saya rekomendasikan karena sampai saat ini pasar masih kekurangan pasokan, baik untuk konsumen dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.
Usaha ini sangat menguntungkan karena harga tidak ditentukan oleh ukuran yang lazim dilakukan dalam jual beli barang. Harga ditentukan oleh selera konsumen. Contohnya adalah ikan arowana berukuran sedang, bisa dijual dengan harga puluhan hingga ratus juta rupiah, padahal beratnya tidak akan lebih dari satu kg per ekor.
Ikan hias yang bisa dikembang biakan sangat banyak dan beragam jenisnya, untuk pertama bisa dijajagi mengembangbiakan ikan hias yang paling mudah berkembang biak. Apabila setelah berhasil, maka bisa dicoba lagi untuk jenis yang lainnya. Biasanya harga ikan hias tidak hanya ditentukan oleh keindahannya, tetapi juga tingkat kesulitan berkembang biak. Sebagai contoh adalah ikan hias goldsome. Pada awal orang mengenal ikan ini dijual dengan harga yang sangat mahal, akan tetapi ikan ini sangat mudah berkembang biak, sehingga sekarang ikan ini tidak lagi masuk katagori ikan hias dan biasanya dipelihara di kolam-kolam ikan biasa dan sudah tidak diperjual belikan lagi. (Baca Selanjutnya ……)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan anda memberikan komentar atas artike yang telah anda baca. Terutama saran untuk perbaikan. Terima Kasih