Kita sering mendengar keluhan sopir angkutan penumpang umum, dimana saat sekarang untuk memperoleh pendapatan sangat sulit, kalaupun dapat jumlahnya tidak seberapa, bahkan mereka sering kekurang untuk setoran kepada pemilik kendaraan.
Hal ini terjadi karena jumlah angkutan umum semakin banyak, sebagai contoh disuatu daerah, pada rute yang jaraknya hanya 25 km terdapat angkutan umum sebanyak 400 buah. Sedangkan jumlah penumpang semakin berkurang, karena kebanyakan penumpang beralih ke sepeda motor yang dianggap lebih hemat waktu dan biaya.
Kondisi ini tidak hanya merugikan sopir kendaraan umum, akan tetapi merugikan banyak pihak, seperti pemilik kendaraan yang sulit menaikkan jumlah setoran, sedangkan harga suku cadang terus meningkat. Apabila setoran diperhitungakan dengan cicilan kendaraan sudah tidak mencukupi. Pihak lain yang dirugikan adalah penumpang, karena dengan sedikitnya penumpang, maka sopir sering menghentikan kendaraannya untuk mencari tambahan penumpang sehingga waktu tempuh menjadi lebih lama. Juga pengguna jalan lainnya dirugikan, karena kendaraan umum sering berhenti disembarang tempat sehingga menjadikan jalan macet.
Untuk mengurangi jumlah kendaraan dengan membatasi umur kendaraan, hal ini bukan solusi yang tepat, karena banyak pemilik kendaraan yang menggantungkan hidupnya dari penghasilan setoran. Dan apabila kendaraan yang sudah tidak diperbolehkan untuk jalan, nilainya sangat rendah karena kendaraan tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, kalaupun bisa, maka biaya untuk mengganti plat nomor mahal dan tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Menurut saya ada satu cara yang dapat menyelesaikan semua permasalahan, yaitu dengan mengatur kendaraan yang sebelumnya jalan tiap hari menjadi dua hari sekali. Dari hasil wawancara saya dengan beberapa sopir angkutan umum, penghasilan yang diperoleh setiap hari adalah sebagai berikut :
No | Uraian | Jumlah | Total | Keterangan |
| | Rupiah | Rupiah | |
| | | | |
I | Pendapatan | | 150,000 | |
| | | | |
II | Biaya- biaya | | | |
1 | Bahan Bakar | 50,000 | | |
2 | Setoran | 60,000 | | |
3 | Lain-lain | 15,000 | | |
| | | | |
| Total Biaya | | 125,000 | |
| Pendapatan | | 25,000 | |
Perhitungan tersebut dalam kondisi normal, apabila terjadi gangguan, misalnya jalan macet, ban bocor dan lain-lain, kadang untuk setoranpun tidak cukup. Dengan pengaturan jalan setiap dua hari sekali, maka pendapatan menjadi sebagai berikut :
No | Uraian | Jumlah | Total | Keterangan |
| | Rupiah | Rupiah | |
| | | | |
I | Pendapatan | | 300,000 | |
| | | | |
II | Biaya- biaya | | | |
1 | Bahan Bakar | 50,000 | | |
2 | Setoran | 120,000 | | |
3 | Lain-lain | 15,000 | | |
| | | | |
| Total Biaya | | 185,000 | |
| Pendapatan | | 115,000 | |
Dengan berkurangnya angkutan umum yang jalan setengahnya, maka pendapatan akan meningkat sebanyak dua kali lipat yang asalnya Rp. 150.000 menjadi Rp. 300.000. sedangkan biaya operasinal tetap, bahkan untuk BBM cenderung turun, karena kendaraan yang sebelumnya sering berhenti untuk mencari penumpang dengan mesin masih dinyalakan, sekarang sudah tidak lagi.
Pendapatan sopir akan meningkat dari Rp. 25.000 per hari menjadi Rp. 115.000 per hari atau sebesar 460 persen. Walaupun waktu kerja sopir berkurang yang asalnya setiap hari menjadi dua hari sekali, tetapi tetap penghasilan jauh lebih besar apabila jalan setiap dua hari sekali. Dan waktu tidak jalan bisa dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan lain yang bisa menghasilkan.
Bagi pemilik kendaraan juga diuntungkan karena setoran tidak berkurang, bahkan sopir yang biasanya kurang memberi setoran kemungkinannya kecil terjadi lagi, karena pendapatan sopir juga bertambah. Keuntungan lain adalah kendaraan cukup istirahat sehingga suku cadang menjadi awet, dan biaya pemeliharaan berkurang, seperti ganti oli, biaya ganti filter, biaya ganti ban dan lain-lain.
Penumpang diuntungkan karena waktu perjalanan semakin cepat, karena sopir tidak banyak berhenti lagi untuk mencari penumpang. Serta pengguna jalan juga diuntungkan karena jalan semakin lancer, karena kendaraan umum semakin berkurang dan jarang berhenti untuk mencari penumpang.
Memang ada yang dirugikan, yatu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retrebusi kendaraan berkurang, akan tetapi bilamana perlu, retrebusi bisa dinaikkan, karena jumlahnya tidak banyak, sehingga tidak akan membebani terlalu berat bagi sopir kendaraan umum.
Secara teknis pengurangan jalan kendaraan umum menjadi dua hari sekali, bisa dilakukan dengan memberikan cirri khusus pada kendaraan, misalnya dengan memberi striker, atau dengan memberikan cat khusus yang dapat membedakan satu kendaraan dengan kendaraan lainnya pada trayek yang sama. Kendaraan beroperasi secara bergantian
Hal tersebut diatas, bisa berjalan apabila ada keinginan yang kuat dari semua pihak yang terlibat, seperti pemerintah daerah yang mengeluarkan peraturan, Organda, Pemilik Kendaraan dan tentunya Sopir Kendaraan umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan anda memberikan komentar atas artike yang telah anda baca. Terutama saran untuk perbaikan. Terima Kasih