Penutup
Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instant, dan juga tidak mudah untuk mencapainya. Tidak banyak orang yang dapat mencapai kesuksesan yang dicita-citakannya. Salah satu penyebabnya adalah karena mereka menganggap kesuksesan itu mudah dan dapat diperoleh dengan cara yang instant. Kesuksesan harus melalui beberapa tahapan yang harus ditebus dengan perjuangan dan pengorbanan. Jika tahap pertama telah dilewati, diteruskan tahap kedua, dan seterusnya.
Bisa diibaratkan jika kita ingin mengambil gelar sarjana, tidak mungkin ditempuh hanya dalam satu tahun, tetapi setidaknya harus ditempuh dalam empat sampai lima tahun. Tahapan yang harus dilalui adalah lulus test masuk, mengikuti pelajaran minimal 75 persen dari jumlah pertemuan, lulus ujian seluruh mata kuliah yang diajarkan, membuat skripsi, lulus sidang skripsi dan terakhir adalah wisuda.
Banyak orang bersemangat ingin masuk perguruan tinggi guna mendapatkan gelar sarjana, tetapi tidak sedikit diantara mereka berhenti ditengah jalan, karena merasakan beratnya perjuangan untuk mencapai gelar sarjana. Bahkan ada yang sudah selesai mengambil mata kuliah tinggal membuat skripsi, tetapi mereka tidak tahan, dan akhirnya cita-cita untuk menjadi sarjana tidak tercapai.
Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi mengorbankan waktu yang tidak sedikit, padahal kalau dari awal tidak masuk perguruan tinggi, waktu yang ada bisa dipergunakan untuk berkarir atau memiliki usaha sendiri.
Tidak sedikit orang masuk perguruan tinggi, tanpa mempertimbangkan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya, sehingga ditengah jalan berhenti dan masuk lagi ke jurusan yang menurutnya lebih cocok dan memulai lagi dari awal. Kadang kejadiannya berulang dan setiap jurusan yang dimasuki tidak merasa cocok, karena melihat bahwa jurusan lain lebih menarik.
Menjalankan usaha perlu keuletan dan kesabaran, ibarat kita menempur perjalanan panjang menggunakan kendaraan, misalnya dari Surabaya ke Jakarta. Apabila kita ingin cepat sampai, maka perjalanan akan terasa sangat panjang dan melelahkan. Seharusnya perjalanan di buat beberapa tahap, misalnya Surabaya-Lamongan, Lamongan-Kudus, Kudus-Semarang, Semarang-Brebes,Brebes Cirebon, Cirebon-Jakarta. Setiap tahapan yang dilalui merupakan suatu pencapaian target jangka pendek, sehingga walaupun belum sampai ke tujuan akhir, tetapi telah berhasil melampau tahapan yang harus ditempuh. Dengan cara ini perjalan akan terasa lebih menyenangkan dan timbul rasa percaya diri, apa yang telah dijalani sudah sesuai dengan arah yang benar.
Dalam dunia usaha antara pihak yang menang dan pihak yang kalah, sering kali perbedaanya sangat tipis. Ibarat lomba lari 100 meter di Olimpiade Beijing, juara pertama Usain Bolt dari Jamaica, mencatatkan waktu 9,69 detik dan juara dua Richard Thompson dari Trinidad And Tobaco mencatatkan waktu 9,89 detik. Selisih waktu antara keduanya hanya 0,20 detik atau Usain Bolt lebih cepat 0,2 persen saja dari Richard Thompson.
Walaupun hanya selisih 0,2 persen saja, tetapi juara pertama mendapatkan segalanya, hadiah yang besar, kesempatan meniti karir baik dibidang olah raga yang digelutinya, maupun diluar dunia olah raga, seperti bintang iklan, actor dan lain-lain terbuka lebar. juga tidak kalah pentingnya adalah dia mendapatkan ketenaran yang banyak diidamkan orang.
Lain dengan juara kedua, walaupun sama-sama mendapat mendali, tetapi namanya akan dikenang sesat saja ketika dilakukan pengalungan medali. Setelah itu dilupakan. Yang lebih tragis lagi yang mendapat urutan keempat yaitu Churandy Martina dari Belanda yang mencatatkan waktu 9,93 detik, walaupun selisih waktu dari jaura pertama hanya 0,24 detik saja tetapi urutan ke empat tidak mendapatkan apaun.
Begitupun dalam dunia usaha, persaingan untuk mendapatkan kesuksesan sangat ketat, dan pemenangnya adalah orang yang hanya memiliki sedikit kelebihan dari pesaingnya, tetapi dia melakukannya dengan sungguh-sungguh dan konsisten.
Peluang usaha yang saya sampaikan diatas hanya sebagian kecil saja dari peluang yang sebenarnya ada disekitar kita. Yang lebih tahu bahwa sesuatu adalah peluang bukan saya, tetapi anda sendiri. Mungkin juga menurut saya adalah sebuah peluang, tetapi bagi anda justru sebaliknya. Ikutilah apa yang anda yakini, karena anda yang akan menjalankanya (bukan saya).
Tetapi yang penting adalah anda menetapkan bahwa sesuatu itu sebuah pelung, melalui tahapan yang benar, dan dapat dijelaskan dengan logika dan akal sehat, bukan dengan perasaan atau “kata orang”. Kemudian dijalankan dengan cara yang benar pula, serta setiap saat dilakukan evaluasi. Setiap kendala yang dihadapi harus dicari penyebabnya dan segera diperbaiki.
Diperjalanan usaha tidak hanya masalah yang dihadapi, akan tetapi akan muncul peluang lain yang masih sejalan dengan usaha utama. Peluang itu harus terus dikembangkan dan dijalankan dengan konsisten, sehingga antara usaha satu dengan lainnya bisa berjalan dan saling mendukung. (Baca Selanjutnya ……)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan anda memberikan komentar atas artike yang telah anda baca. Terutama saran untuk perbaikan. Terima Kasih